Senin, 27 Juni 2016

ANALISIS JURNAL 2




Topik/Tema                 : Manajemen Akuntansi
Judul                           : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asser dan Winner/Loser Stock terhadap Praktik Perataan Laba
Nama Penulis/Peneliti : Andhika Fajar Iskandar dan Ketut Alit Suardana
Ringkasan                   :
Tindakan perataan laba tidak untuk membuat laba pada suatu periode itu sama dengan tahun sebelumnya, namun mengurangi terjadinya fluktuasi laba. Salah satu bentuk manipulasi laba adalah perataan laba seperti yang dikatakan oleh Healy (1993) dalam Scott (2000) para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan laba yaitu suatu bentuk manipulasi atas laba yang dilakukan manajer untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan, sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah memprediksi laba masa depan. Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepworth (1953) adalah 1. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak. 2. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan. 3. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan. Motivasi manajer untuk melakukan perataan laba menurut Hepworth (1953) pada dasarnya ingin mendapat berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis seperti 1. Mengurangi total pajak terutang. 2. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan yang stabil pula. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. 4. Siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Return on Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar fluktuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba. ROA digunakan investor dalam memprediksi laba dan memprediksi risiko dalam investasi sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Profitabilitas yang rendah menjadi kekhawatiran bagi pihak manajemen. Hal tersebut didasari oleh kepercayaan investor yang akan menurun. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pronitabilitas yang rendah akan meningkatkan kemungkinan praktik perataan laba oleh manajemen perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 melalui Indonesia Capital Market Directory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yaitu sebanyak 108 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Berdasarkan pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H1 diterima. Hal ini berarti besar kecilnya ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba dengan anggapan variabel bebas lainnya dianggap konstan. pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel ROA berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H2 diterima. Salah satu penyebab manajemen melakukan perataan laba adalah stabilnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitas yang stabil merupakan suatu daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasinya karena perusahaan dianggap baik dalam menghasilkan laba. pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel winner/loser stock tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H3 ditolak. Penjelasan atas hal ini adalah bahwa nampaknya masalah kondisi perubahan saham perusahaan selama 4 tahun terakhir tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan untuk melakukan perataan laba. Ukuran perusahaan dan ROA  berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Winner/loser stock tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba memiliki arti bahwa harga saham tidak dipandang manajemen sebagai awal untuk melakukan perataan laba atau tidak.


>          Jurnal Akuntansi. Vol 14, No. 2. Februari 2016. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama        : A. Adyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar