Topik/Tema : Manajemen Akuntansi
Judul : Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Return on Asser dan Winner/Loser Stock terhadap Praktik Perataan
Laba
Nama
Penulis/Peneliti : Andhika Fajar Iskandar dan Ketut Alit Suardana
Ringkasan :
Tindakan perataan laba
tidak untuk membuat laba pada suatu periode itu sama dengan tahun sebelumnya,
namun mengurangi terjadinya fluktuasi laba. Salah satu bentuk manipulasi laba
adalah perataan laba seperti yang dikatakan oleh Healy (1993) dalam Scott
(2000) para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan
laba yaitu suatu bentuk manipulasi atas laba yang dilakukan manajer untuk
mengurangi fluktuasi laba perusahaan, sehingga diharapkan kinerja perusahaan
akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah memprediksi laba masa
depan. Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepworth (1953) adalah 1.
Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode
berjalan yang dapat mengurangi utang pajak. 2. Dapat meningkatkan kepercayaan
investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan
keinginan. 3. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena
dapat menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan. Motivasi
manajer untuk melakukan perataan laba menurut Hepworth (1953) pada dasarnya
ingin mendapat berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis seperti 1. Mengurangi
total pajak terutang. 2. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang
bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan yang stabil
pula. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan
penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan
kenaikan gaji dan upah. 4. Siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan
dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Return on Asset adalah
salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan
setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan
dari analisis.. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar fluktuasi
kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba. ROA digunakan investor dalam
memprediksi laba dan memprediksi risiko dalam investasi sehingga memberikan
dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Profitabilitas yang
rendah menjadi kekhawatiran bagi pihak manajemen. Hal tersebut didasari oleh
kepercayaan investor yang akan menurun. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa
pronitabilitas yang rendah akan meningkatkan kemungkinan praktik perataan laba
oleh manajemen perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 melalui Indonesia
Capital Market Directory. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2013 yaitu sebanyak 108 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel
terikat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel dummy.
Berdasarkan pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil
bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba,
sehingga H1 diterima. Hal ini berarti besar kecilnya ukuran
perusahaan memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba dengan anggapan
variabel bebas lainnya dianggap konstan. pengujian hipotesis dari uji regresi
logistik didapatkan hasil bahwa variabel ROA berpengaruh terhadap praktik
perataan laba, sehingga H2 diterima. Salah satu penyebab manajemen
melakukan perataan laba adalah stabilnya tingkat profitabilitas suatu
perusahaan. Profitabilitas yang stabil merupakan suatu daya tarik bagi investor
untuk menanamkan investasinya karena perusahaan dianggap baik dalam
menghasilkan laba. pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan
hasil bahwa variabel winner/loser stock tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba, sehingga H3 ditolak. Penjelasan atas hal ini adalah
bahwa nampaknya masalah kondisi perubahan saham perusahaan selama 4 tahun
terakhir tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan untuk melakukan
perataan laba. Ukuran perusahaan dan ROA
berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Winner/loser stock tidak
berpengaruh terhadap praktik perataan laba memiliki arti bahwa harga
saham tidak dipandang manajemen sebagai awal untuk melakukan perataan laba atau
tidak.
> Jurnal Akuntansi. Vol 14, No. 2. Februari 2016. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Tulisan Ini Adalah
Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama : A. Adyani
Dosen : Jessica
Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar