Senin, 27 Juni 2016

Esay "Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang-Bidang Akuntansi"


Lembaga perguruan tinggi merupakan salah satu tujuan masyarakat dalam meningkatkan pendidikan yang fokus pada satu bidang konsentrasi yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja. Meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki karier yang baik dalam ketatnya dunia persaingan, mendorong meningkatnya jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi sebagian orang, melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi adalah hal yang harus dilakukan, dikarenakan persaingan yang semakin ketat dalam memasuki dunia kerja.  
Menurut data jumlah peminat pada SBMPTN 2015, jurusan Akuntansi menempati urutan ke 7 besar jurusan dengan peminat tertinggi yakni sebesar 2.894 peminat. Data ini pun belum termasuk pada peminat jurusan Akuntansi di PTS yang mencapai puluhan ribu peminat. Dimana jurusan ini membahas proses klarifikasi, meringkas dan mengkaji segala informasi yang finansial dan tentunya berhubungan dengan keuangan. Yang menuju ke perusahaan dengan mengkajinya agar mudah dipahami penggunanya. Salah satu faktor yang menyebabkan jurusan Akuntansi sangat diminati ialah prospek karirnya yang sangat cemerlang dan banyak dibutuhkan di perusahaan. Seorang lulusan Akuntansi akan banyak ditempatkan sebagai Tenaga Akuntansi atau juga ditempatkan pada  finance division di suatu Perusahaan. Selain dapat berkarier sebagai Tenaga Akuntansi di suatu perusahaan, lulusan Jurusan Akuntansi dapat berkarier sebagai Akuntan, Internal Auditor, Administrator Perpajakan, Auditor Pajak, Wirausaha dan yang lainnya.
Dalam perkuliahannya, mahasiswa akuntansi akan dibekali pengetahuan tentang ilmu akuntansi, keuangan dan ilmu pengetahuan terkait lainnya, pengetahuan mengenai kegiatan bisnis dan pengorganisasian, serta pengetahuan dan kompetensi di bidang teknologi informasi. Selain mendapatkan berbagai macam kajian akuntansi, dalam perkuliahannya, mahasiswa jurusan akuntansi akan mendapatkan berbagai macam mata kuliah bidang lain seperti ekonomi, manajemen dan teknologi informasi.
Setelah menjalani perkuliahannya seorang lulusan jurusan akuntansi diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: keterampilan intelektual, keterampilan teknik dan fungsional, keterampilan personal, keterampilan interpersonal dan komunikasi dan keterampilan keorganisasian dan manajemen bisnis. Seorang lulusan jurusan akuntasi harus bersikap berdasarkan nilai dan perilaku yang mengarah kepada komitmen untuk: kepentingan publik dan sensitifitas terhadap tanggung jawab sosial; pengembangan diri dan belajar terus menerus; dapat diandalkan, bertanggung jawab, tepat waktu dan saling menghargai; hukum dan peraturan yang berlaku.




Sri Mulyatini. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Memilih Program Studi. Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jakarta.
http://www.itukah.com/2015/08/jurusan-akuntansi-dan-prospek-kerjanya.html




Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama        : A. Adyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

ANALISIS JURNAL 3




Topik/Tema                 : Manajemen Akuntansi
Judul                           : Pengaruh Loan to Asset ratio, Debt Equity Ratio, Net Profit Margin dan Price to Book Value pada return Bank
Nama Penulis/Peneliti :  Ni Putu Anning Widar Ayu Lupita dan I Nyoman Wijana Asmara Putra
Ringkasan                   :
Perbankan sebagai perusahaan yang terus berkembang dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan perekonomian (Jannati dkk., 2014). Pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2014 perbankan lebih atraktif ketimbang tahun lalu. Dari kenaikan IHSG sepanjang tahun (year-to-date/ytd), saham perbankan tampil prima dan menjadi penggerak utama IHSG. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana informasi privat yang hanya dimiliki investor-investor yang hanya mendapat informasi saja. Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal terhadap suatu kejadian yang akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham (Jogiyanto,2000). Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Harga suatu efek mengandung tiga faktor yaitu merefleksikan informasi yang bersifat historis, merefleksikan kejadian yang telah diumumkan tetepi belum dilaksanakan seperti saham bonus, tetapi pembagian saham bonus belum dibagikan, dan merefleksikan prediksi atas informasi yang akan datang. penelitian ini dilakukan pada perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 dengan mengakses  www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 15 perusahan perbankan dengan 75 data dalam 5 tahun pengamatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari Variabel terikat atau dependent variable dalah variabel yang dipenareuhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah return saham (Y) dan Variabel bebas atau independent variable adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2010:59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Loan to Asset Ratio (LAR) (X1), Debt Equity Ratio (DER) (X2), Net Profit Margin (NPM) (X3), dan Price to Book Value (PBV) (X4). Hasil uji analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa LAR (X1) pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 rata-rata (mean) sebesar 62,731 dengan standar deviasi sebesar 6,8357. LAR tertinggi yaitu 74,2 dimiliki oleh PT Bank Kesawan Tbk dan yang terendah yaitu 46,2 dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk. Variabel DER (X2) pada perbankan yang terdafar di BEI periode 2010-2014 rata-rata (mean) sebesar 7,496 dengan standar deviasi sebesar 1,9661. DER tertinggi yaitu 13,5 dimiliki oleh PT Bank Kesawan Tbk tahun 2010 dan yang terendah yaitu 3,0 dimiliki oleh PT Bank Kesawan Tbk tahun 2011. Variabel NPM pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 rata-rata (mean) sebesar 16,535 dengan standar deviasi sebesar 10,2853. NPM tertinggi yaitu 34,3 dimiliki oleh PT Bank ICB Bumiputra Tbk dan yang terendah yaitu -12,7 dimiliki oleh PT Bank Agroniaga Tbk. Variabel PBV pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 rata-rata (mean) sebesar 1,959 dengan standar deviasi sebesar 1,2464. PBV tertinggi yaitu 6,0 dimiliki oleh PT Bank Swadesi Tbk dan yang terendah yaitu 0,3 dimiliki oleh PT Bank PAN Indonesia Tbk. Variabel return saham pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 rata-rata (mean) sebesar 0,173 dengan standar deviasi sebesar 0,6190. Nilai tertinggi riturn saham yaitu 3.6 dimiliki oleh PT Bank Swadesi Tbk dan yang terendah yaitu -0,8 dimiliki oleh PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa return secara rata-rata (mean) mengalami perubahan return kearah positif dengan rata-rata return saham sebesar 0,173. Hal ini mengindikasikan bahwa selama tahun 2010 sampai dengan 2014, secara umum harga saham perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Standar deviasi return saham sebesar 0,6190 yang lebih besar dari nilai rata-rata return saham.
   
>     Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.2 Februari (2016). 1005-1033

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama        : A. Adyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI





ANALISIS JURNAL 2




Topik/Tema                 : Manajemen Akuntansi
Judul                           : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asser dan Winner/Loser Stock terhadap Praktik Perataan Laba
Nama Penulis/Peneliti : Andhika Fajar Iskandar dan Ketut Alit Suardana
Ringkasan                   :
Tindakan perataan laba tidak untuk membuat laba pada suatu periode itu sama dengan tahun sebelumnya, namun mengurangi terjadinya fluktuasi laba. Salah satu bentuk manipulasi laba adalah perataan laba seperti yang dikatakan oleh Healy (1993) dalam Scott (2000) para manajer memiliki dorongan yang cukup besar untuk melakukan perataan laba yaitu suatu bentuk manipulasi atas laba yang dilakukan manajer untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan, sehingga diharapkan kinerja perusahaan akan terlihat lebih bagus dan investor akan lebih mudah memprediksi laba masa depan. Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepworth (1953) adalah 1. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak. 2. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan. 3. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan. Motivasi manajer untuk melakukan perataan laba menurut Hepworth (1953) pada dasarnya ingin mendapat berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis seperti 1. Mengurangi total pajak terutang. 2. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena penghasilan yang stabil mendukung kebijakan yang stabil pula. 3. Meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan karena pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah. 4. Siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak. Return on Asset adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.. Semakin besar perubahan ROA menunjukkan semakin besar fluktuasi kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba. ROA digunakan investor dalam memprediksi laba dan memprediksi risiko dalam investasi sehingga memberikan dampak pada kepercayaan investor terhadap perusahaan. Profitabilitas yang rendah menjadi kekhawatiran bagi pihak manajemen. Hal tersebut didasari oleh kepercayaan investor yang akan menurun. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pronitabilitas yang rendah akan meningkatkan kemungkinan praktik perataan laba oleh manajemen perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 melalui Indonesia Capital Market Directory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 yaitu sebanyak 108 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Berdasarkan pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H1 diterima. Hal ini berarti besar kecilnya ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba dengan anggapan variabel bebas lainnya dianggap konstan. pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel ROA berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H2 diterima. Salah satu penyebab manajemen melakukan perataan laba adalah stabilnya tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitas yang stabil merupakan suatu daya tarik bagi investor untuk menanamkan investasinya karena perusahaan dianggap baik dalam menghasilkan laba. pengujian hipotesis dari uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa variabel winner/loser stock tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba, sehingga H3 ditolak. Penjelasan atas hal ini adalah bahwa nampaknya masalah kondisi perubahan saham perusahaan selama 4 tahun terakhir tidak menjadi masalah yang besar bagi perusahaan untuk melakukan perataan laba. Ukuran perusahaan dan ROA  berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Winner/loser stock tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba memiliki arti bahwa harga saham tidak dipandang manajemen sebagai awal untuk melakukan perataan laba atau tidak.


>          Jurnal Akuntansi. Vol 14, No. 2. Februari 2016. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama        : A. Adyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI