Senin, 18 April 2016

PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN & PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS)



PENGERTIAN IFRS
IFRS adalah singkatan dari International Financial Accounting Standard yang merupakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap negara. IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting Standards) yaitu standar international sebelum diganti dengan IFRS. International Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang berbasis di IASB atau London International Standards Board. IASB sendiri adalah Organisasi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Pada Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi di seluruh Uni Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di seluruh dunia. IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, India, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Chili, Filipina, Afrika Selatan, Singapura dan Turki, tapi tidak di Amerika Serikat. Saat ini, lebih dari 120 negara mengizinkan dan mengharuskan IFRS untuk perusahaan publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun 2016.

Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah untuk menyediakan kerangka kerja global untuk bagaimana perusahaan publik mempersiapkan dan mengungkapkan laporan keuangan mereka. IFRS memberikan panduan umum untuk penyusunan laporan keuangan dibandingkan dengan menetapkan aturan untuk pelaporan industri-spesifik.
Memiliki standar internasional sangat penting untuk perusahaan besar yang memiliki anak perusahaan di berbagai negara. Mengadopsi satu set standar di seluruh dunia akan menyederhanakan prosedur akuntansi dengan memungkinkan perusahaan untuk menggunakan satu bahasa pelaporan untuk seluruh bagian perusahaan. Sebuah standar tunggal juga akan memberikan investor dan auditor dengan tampilan keuangan yang kohesif.
Laporan keuangan IFRS terdiri dari :
-Pernyataan Posisi Keuangan
-Pernyataan-pernyataan terpisah Pendapatan Komprehensif yang terdiri dari Laporan Laba Rugi dan secara terpisah -
-Pernyataan Pendapatan Komprehensif, pernyataan yang membandingkan Laba atau Rugi Penghasilan terhadap total pendapatan komprehensif
-Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)
-Pernyataan Arus Kas atau Laporan Arus Kas
-Catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan

PERKEMBANGAN IFRS DI INDONESIA
Arus globalisasi yang tinggi menghilangkan batas-batas geografis dalam melakukan kegiatan ekonomi, termasuk di dalamnya investasi dan perdagangan. Hal ini didukung dengan munculnya pasar modal berskala regional dan global seperti New York Stock Exchange, London Stock Exchange, Singaporean Stock Exchange dan lain-lain. Dengan adanya pasar modal berskala global ini, dituntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan diterima oleh banyak negara guna mendukung kegiatan ekonomi terutama investasi dan perdagangan lintas negara. Untuk membangun sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dibutuhkan standar akuntansi keuangan yang dapat diterima secara global. Karena globalisasi dalam dunia bisnis, GAAP bukan lagi Generally Accepted Accounting Principles tetapi Globally Accepted Accounting Principles.
Pada akhir dekade 1960-an, perwakilan lembaga-lembaga akuntansi profesional dari Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat sepakat membentuk Accountants International Standard Group (AISG) untuk melakukan kajian kemungkinan harmonisasi standar akuntansi dan auditing di Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada. Pada tahun 1972, perwakilan-perwakilan AISG dan tujuh organisasi profesional bertemu dalam kongres profesi akuntan dunia di Sidney, Australia, untuk membicarakan proposal pembentukan International Accounting Standard Comittee (IASC). Pada tahun 1973, sepuluh organisasi profesional yang berasal dari Belanda, Kanada, Australia, Meksiko, Jepang, Perancis, Selandia Baru, Jerman Inggris, dan Amerika Serikat melakukan negosiasi atas ide pembentukan International Accounting Standard Committee (IASC). Setelah itu lahirlah IASC dengan produknya International Accounting Standard (IAS).
Pada tahun 2000, IASC merestrukturisasi kelembagaan dengan International Accounting Standard Committee Foundation (IASCF) yang membawahi International Accounting Standard Board (IASB) dan International Accounting Financial Reporting Interpretation Committee (IFRIC). Kemudian IASB mengeluarkan International Financial Reporting Standards (IFRS) sebagai standar akuntansi dan pelaporan keuangan baru yang diberlakukan disamping IAS yang sudah ada.
Harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah dianggap sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan setiap negara termasuk Indonesia sebagai salah satu negara berkembang. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai pemegang kekuasaan tertinggi telah menetapkan untuk melakukan adopsi penuh atas IFRS. Manfaat mengadopsi IFRS sendiri antara lain: memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Namun, dalam proses adopsi penuh IFRS yang akan dilakukan tidak tanpa masalah. Adopsi penuh terhadap IFRS akan sulit dilakukan karena masih banyak regulasi yang tidak mendukung, entitas-entitas bisnis yang masih belum memiliki kesiapan, selain itu, perhatian dan komitmen yang kuat dari para pelaku bisnis, pemerintah Indonesia, dan otoritas pasar modal masih sangat minim. Terbukti dengan dimundurkannya jadwal implementasi IFRS, awalnya tahun 2010 sekarang menjadi tahun 2012. Di Indonesia, IAI menetapkan proses adopsi IFRS dalam 3 tahap, yaitu tahap adopsi, persiapan, dan implementasi.

Tahapan Konvergensi IFRS
1.Tahap adopsi (2008-2010)
Adopsi seluruh IFRS ke PSAK
Persiapan infrastruktur yang diperlukan
• Evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku

2. Tahap persiapan (2011)
• Penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan
• Penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS

3. Tahap implementasi (2012)
Penerapan PSAK berbasis IFRS secara bertahap
Evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif

Ada tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi IFRS, yaitu: kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standard setter di Indonesia, kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sesuai dengan IFRS, dan kurang siapnya sumber daya manusia dan dunia pendidikan di Indonesia. Contohnya, minimnya staf-staf pengajar yang memiliki kompetensi dan keahlian IFRS di universitas- universitas seluruh Indonesia.

Selain tiga permasalahan utama diatas, ada masalah lain yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu masalah penerjemahan bahasa IFRS menjadi PSAK. Sebagaimana diketahui, PSAK harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Hal ini mengakibatkan lamanya proses ratifikasi IFRS menjadi PSAK. Berbeda dengan negara-negara tetangga seperti Singapura yang langsung mengadopsi langsung teks asli IFRS. Proses penerjemahan IFRS ke dalam bahasa Indonesia membutuhkan waktu yang relatif lama, bahkan dapat juga memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.
Berdasarkan hal tersebut pembahasan yang dilakukan mengenai peranan IFRS terhadap SAK di Indonesia, strategi konvergensi dan implementasi IFRS di Indonesia menuju 2012 dengan pembatasan konvergensi di Indonesia hanya sampai IFRS per 1 Januari 2009.

PENGUNGKAPAN PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH IFRS
Perbedaan Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah IFRS
Perihal
ED PSAK 1 (revisi 2009)
PSAK 1 (revisi 1998)
  1. Terjemahan untuk liability
Liabilitas
Kewajiban
  1. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan meliputi:
  • Aset
  • Liabilitas
  • Ekuitas
  • Pendapatan dan Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
  • Arus kas
Informasi yang disajikan dalam laporan meliputi:
  • Aset
  • Kewajiban
  • Ekuitas
  • Pendapatan dan beban
  • Arus kas

  1. Komponen laporan keuangan yang lengkap
Komponen keuangan yang lengkap:
  1. Laporan posisi keuangan (neraca)
  2. Laporan laba rugi komprehensif
  3. Laporan perubahan ekuitas
  4. Laporan arus kas
  5. Catatan atas laporan keuangan
  6. Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif, penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan
  7. Neraca
  8. Laporan laba rugi
  9. Laporan perubahan ekuitas
  10. Laporan arus kas
  11. Catatan atas laporan keuangan
  12. Pos-pos luar biasa

 4. Pos-pos luar biasa
Penggunaan istilah “pos luar biasa” tidak diperkenankan.
Penggunaan istilah “pos luar biasa” diperkenankan.

Referensi:

http://www.bapaknaga.com/2015/12/pengertian-ifrs.html?m=1
Bobby Wiryawan Saputra dan Agus Hermawan. PERKEMBANGAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA. Harapan Bangsa Business School.
https://www.researchgate.net/profile/Bobby_Saputra/publication/266105718_PERKEMBANGAN_INTERNATIONAL_FINANCIAL_REPORTING_STANDARD_IFRS_DAN_PENERAPANNYA_DI_INDONESIA/links/54255b050cf238c6ea7402fa.pdf?inViewer=0&pdfJsDownload=0&origin=publication_detail
http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf/ifrs.pdf

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : A. Adyani
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar