Manajemen
dan Organisasi
Amelia Adyani (20212699)
Apri Dwi Yanti (21212012)
Fadli Hasyim (22212631)
Teddy Wicaksono (27212322)
Yayat Supriatna (27212800)
Manajemen
Pengertian dan peranan
manajemen
Manajemen dapat di artikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien. Para ahli ekonomi umumnya mempunyai pengertian yang
berbeda tantang manajemen, berikut pengertian dengan demikian sebenernya
manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia sebab manusia akan
selalu berusaha berkumpul dan bekerja sama.
Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi
manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan
melekat dalam proses manajemen yang akan dijadiakan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan
di perusahaan manapun. Pada fungsi manajemen tersebut terdapat beberapa
pendapat mengenai fungsi manajemen:
1. George R. Terry
Fungsi manajemen: planning,organizing,
actuating, dan controlling.
2. Harold Kontz dan Cyrill O’Donnel
Fungsi manajemen: planning, organizing,
staffing, directing, dan
conrtolling.
3. Henry Fayol
Fungsi
manajemen: planning, organizing, commanding, coordinating dan
controlling
Berikut
ini adalah garis besar dari keseluruhan teori yang telah dijabarkan di atas
kita dapoat menyimpulkan tiga fungsi manajemen yang sangat umum digunakan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan.
1. Perencanaan
(planning)
Perencanaan adalah kegiatan pertama seorang manajer dalam
rangka melaksanakan fungsi manajemen agar dapat membuat keputusan
yang teratur dan logis sebelumnya harus ada keputusan terlebih dahulu sebagai
petunjuk langkah-langkah selanjutnya. Keputusan itu mencakup hal-hal berikut:
· Analisis, yaitu perhitungan bagaimana perkiraan dimasa depan.
· Sasaran, yaitu perincian singkat dan tugas mengenai sasaran yang ingin
dicapai,menetapkan hasil yang diinginkan.
· Kebijakan, yaitu rumusan cara-cara kerja yang akan dilaksanakn.
· Program, yaitu urutan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai
sasaran.
· Skedul waktu, yaitu penetapan waktu atau jadwal yang harus dilakukan.
· Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan yang digunakan
untuk melaksanakan proyek yang direncanakan.
Planning
yang efektif harus memenuhi 5 W 1 H:
- What
: apa tujuan yang hendak dicapai
-
Why : mengapa
hal tersebut perlu dilakukan.
- Where
: dimana hal tersebut akan dilakukan.
-
When : kapan hal tersebut akan dilakukan
- Who
: bagaimana cara melakukannya
Fungsi
perencanaan bermanfaat untuk hal-hal berikut:
a.
Mengimbangi ketidakteraturan dari perusahaan.
b.
Memusatkan perhatian pada sasaran.
c.
Memperoleh pengelolaan yang ekonomis dan dan efektif
d.
Memudahkan pengawasan.
e.
Mendorong orang memberikan prestasi.
3. Pelaksanaan
(Actuating)
Actuating
atau tahap pelasanaan
merupakan penerapan atau implementasi dari rencana yang telah ditetapkan dan
diorganisasikan.Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana didalam
kondisi nyata yang mekibatkan segenap anggota organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau penuh kesadarab secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (Leadership).
Leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
agar mau bekerja dengan tulus sehingga pekerjaan berjalan lancar dan tujuan
dapat tercapai.
4. Pengawasan
(Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang tak kalah
pentingnya, karna didalam pengawasan dilakukan koreksi. Pengawasan diperlukan
untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai dengan tujuan. Tujuan
pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,penyimpangan,
penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana. Didalam pengawasan
paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu:
·
Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang
telah dicapai.
·
Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah
dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
· Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan
efesiensi kerja.
TIPE-TIPE
MANAJEMEN
1. SEGI TIPE GOLONGAN
- Golongan pimpinan yang terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah menggerakkan atau memimpin orang-orang lain.
- Golongan menengah ( independent ) terdiri atas orang-orang yang perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejujuran, tehnik, dagang, kedokteran, hukum dan lain-lain.
- Golongan bawahan terdiri atas orang-orang yang tidak mampu atau memang tidak senang mengurus dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain sebagai pemimpin mereka.
2. SEGI TIPE
LEADERSHIP
Manajemen Tradisional adalah manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang
dipupuk secara bertahun-tahun dan sering kali secara sistematis.
Manajemen ini mempunyai
kelemahan yaitu :
- Pengembangan lambat sekali, memerlukan waktu bertahaun-tahun dan mungkin sampai puluhan tahun.
- Penggunaannya terbatas, hanya dapat dipakai dalam menghadapi bidang usaha atau pekerjaan yang terbatas.
Manajemen Bapak-Isme adalah manajemen yang berjalan karena pandangan dan ketaatan bawahan
terhadap manajernya. sebagai bapak sudah sepatutnya atau sepantasnya ditaati
dan dituruti kemauannya sebaik-baiknya.
Kelemahannya yaitu :
- Pengurusan dari pada hal-hal yang zakelijk (tegas) didasarkan atas perasaan, sehingga selalu akan gagal.
- Penggantian pimpinan sukar, oleh sebab tidak banyak orang yang dapat berperan sebagai bapak.
- Manajemen semacam itu hanya dapat digunakan dalam lingkungan usaha kecil.
- Kerja sama atas dasar perasaan, lambat laun akan mengalami keretakan yang tidak dapat diperbaiki dengan menggunakan perasaan.
Manajemen sistematis adalah jenis manajemen yang terutama digemari oleh para insinyur dan
teknisi pada umumnya berjiwa eksakta. Penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka
manajemen sistematis ini, termasuk orang-orangnya dan alat-alatnya dipola
sebelumnya menurut dari tindakan-tindakan serta gerak dari jumlah- jumlah atau
kwalitas kerjanya.
Kelemahannya yaitu :
- Manajemen seperti ini hanya mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat diukur dan di kalkulasi secara eksak, kemudian ditata seperti permainan tata letak.
- Kurang luwas, memerlukan pekerja-pekerja yang dapat bekerja mekanis-rasional, dan terutama sukar guna mengikuti keadaan yang berubah serba cepat.
- Mempunyai kecenderungan untuk memperlakukan manusia sebagai mesin atau robot.
Manajemen ilmiah adalah manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan, metode-metode ilmiah
didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus dan tindakan-tindakan yang
perlu diambil. Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus
berarti pada waktu menghadapi masalah atau kasus dan berusaha mencari jawaban
atau jalan pemecahan si manajer bersikap obyektif, sistematis, rasional, factual,
analitis, dan kritis. Namun dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti
barulah ia bersikap sesuai dengan iklim social, psykologis, dan sebagainya.
Proses Manajemen
Proses
manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan
akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh
karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari
peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus
diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya
untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana
dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
Pengambilan
Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan.
Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian.
Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan
tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih.
Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Ciri-Ciri
Manajer Profesional:
1.
Mempunyai rasa percaya diri yang besar.
2.
Berpandang jauh kedepan.
3.
Berwawasan luas.
4.
Berorientasi pada tujuan pencapaian dan hasil
Keterampilan
manajemen yang dibutuhkan:
Menurut
Robert L.Katz :
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
2.
Keterampilan berhubungan dengan orang lain ( Humanity skill)
3.
Keterampilan teknis (technical skill)
Menurut
Ricky W. Griffin:
1.
Keterampilan manajamen waktu.
2.
Keterampilan membuat keputusan.
3.
Organisasi
Definisi Organisasi
Pengorganisasian
(Organizing) Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu
struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
hubungan antara bagian-bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan
keseluruhan sruktur tersebut. Sedangkan pengorganisasian sendiri mempunyai arti
yakni sekelompok orang yang bekerja sama dengan menempatkan
tugas,fungsi,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai suatu
tujuan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dari organisasi:
1.Prof Dr. Sondang P. Siagian
organisasi
ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut
dengan bawahan.
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan
organisasi
ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi
hanya merupakan alat dan wadah saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi
Armosudiro
organisasi
adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu.
4. James D Mooney
Organization is
the form of every human, association for the assignment of common
purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu
tujuan bersama.
5. Chester L Bernard (1938)
Organisasi
adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define
organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama.
6. Paul Preston dan Thomas
Zimmerer
Organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.(Organization is
a collection people, arranged into groups, working together
to achieve some common objectives).
Fungsi Pengorganisasian
· Adanya pembagian tugas dan penggolongan kegiatan perusahaan.
· Pembagian tugas kegiatan perusahaan kepada kelompok yang telah
ditetapkan.
· Menentukan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain
mempunyai fungsi, pengorganisasian juga mempunyai tujuan yakni:
a.
Kemudahan dalam pelaksanaan tugas.
b.
Kemudahan pimpinan dalam melakukan pengawasan.
c.
Kemudahan dalam menentukan orang-orang yang dipercaya dalam
melaksanakan
tugas.
Pentingnya
mengenal Organisasi:
a.
Terciptanya hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b.
Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka
mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
c.
Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
Bentuk-Bentuk
Organisasi:
Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol.
Organisasi
ini hanya mengenal satu komando. Satu wewenang yang turun
langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak langsung ke mandor,
bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson.
Merupakan
bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta
mengambil kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi
kerja.
Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor
Bentuk
organisasi ini merupakan gabungan dari bentuk organisasi fungsional dan organisasi garis dan staf.
Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip
organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams
yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of
Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip
organisasi meliputi:
1) Organisasi Harus
Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi
dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak
mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi,
mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip Skala
Hirarkhi.
Dalam
suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian
wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi
secara keseluruhan.
3) Prinsip Kesatuan
Perintah.
Dalam
hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
seorang atasan saja.
4) Prinsip Pendelegasian
Wewenang.
Seorang
pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga
perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi
wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam
pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan
keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan
tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam
menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6) Prinsip Pembagian
Pekerjaan.
Suatu
organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau
kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7) Prinsip Rentang
Pengendalian.
Artinya
bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk
dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang
cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa
seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari
pekerjaannya.
9) Prinsip Pemisahan.
Bahwa
beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada
orang
lain.
10) Prinsip
Keseimbangan.
Keseimbangan
antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal
ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/
kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana
(tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur
organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar
seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi
harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika
organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di
luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan
fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip
Kepemimpinan.
Dalam
organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata
lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Sebab keberhasilan dan
kegagalan Organisasi
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran
para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yg baik
antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karna adanya faktor
internal di pengorganisasian tersebyut yang bersifat negatif.
Hubungan
Antara Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbale balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungssional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
PENUTUP
Sebagai
kegiatan yang sistematis, setiap elemen yang membentuk organisasi diatas harus
berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang integral. Sebuah sistem tidak
bisa berfungsi dengan baik jika elemen-elemen yang ada tidak terintegrasi
melalui interaksi yang baik. Misalnya, manusia yang ada tidak memiliki
kejelasan tentang tujuan yang akan dicapainaya. Tentu hal ini akan menyebabkan
kerancuan kegiatan sehingga alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan, malah akan menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam
pencapaian tujuan. Jika manusia yang ada dalam kegiatan kerja sama tidak
menjalankan peran dengan baik, maka hal ini akan menghambat pekerjaan pihak
lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri sistemik dalam kegiatan kerja
sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya administrasi adalah upaya
membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya pencapaian tujuan.
Dan
untuk mencapai kerja sama yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan sistem
pengatur yang pada intinya terdiri dari aturan-aturan dan pengatur pihak yang
menjalankan dan menegakkan aturan. Aturan berisi sejumlah keharusan dan
larangan yang harus di taati dalam hubungan kerja sama. Aturan dalam konteks
organisasi, berbentuk kebijakan-kebijakan, penentuan tata kerja, dan tata
tertib yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Sedangkan pengatur
merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap tegaknya peraturan.
20212699 amel
22212631 fadli
27212800 yayat
27212322 tedi
MANAJEMEN & ORGANISASI
Amelia Adyani (20212699)
Apri Dwi Yanti (21212012)
Fadli Hasyim (22212631)
Teddy Wicaksono (27212322)
Yayat Supriatna (27212800)
1. PENGERTIAN & PERANAN MANAJEMEN
Manajemen dapat di artikan sebagai ilmu dan
seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Para ahli ekonomi umumnya mempunyai
pengertian yang berbeda tantang manajemen, berikut pengertian dengan demikian
sebenernya manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia sebab
manusia akan selalu berusaha berkumpul dan bekerja sama.
A. Fungsi & Proses Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses manajemen yang akan dijadiakan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan di perusahaan manapun. Pada fungsi manajemen tersebut terdapat beberapa pendapat mengenai fungsi manajemen, yaitu menurut :
1. George R. Terry
Fungsi
manajemen: planning,organizing, actuating, dan controlling.
2. Harold Kontz dan Cyrill O’Donnel
Fungsi
manajemen: planning, organizing, staffing, directing, dan
conrtolling.
3. Henry Fayol
Fungsi
manajemen: planning, organizing, commanding, coordinating dan
controlling
Berikut
ini adalah garis besar dari keseluruhan teori yang telah dijabarkan di atas
kita dapoat menyimpulkan tiga fungsi manajemen yang sangat umum digunakan yaitu
perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan.
1.) Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah
kegiatan pertama seorang manajer dalam rangka melaksanakan fungsi manajemen
agar dapat membuat keputusan yang teratur dan logis sebelumnya harus ada
keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
Keputusan itu mencakup hal-hal berikut:
- · Analisis, yaitu perhitungan bagaimana perkiraan dimasa depan.
- · Sasaran, yaitu perincian singkat dan tugas mengenai sasaran yang ingin dicapai,menetapkan hasil yang diinginkan.
- · Kebijakan, yaitu rumusan cara-cara kerja yang akan dilaksanakn.
- · Program, yaitu urutan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran.
- · Skedul waktu, yaitu penetapan waktu atau jadwal yang harus dilakukan.
- · Anggaran keuangan, yaitu penetapan sumber-sumber keuangan yang digunakan untuk melaksanakan proyek yang direncanakan.
Planning yang efektif harus memenuhi 5 W 1
H:
- What : apa
tujuan yang hendak dicapai
- Why : mengapa
hal tersebut perlu dilakukan.
- Where : dimana hal
tersebut akan dilakukan.
- When : kapan hal tersebut
akan dilakukan
- Who : bagaimana cara
melakukannya
Fungsi perencanaan bermanfaat untuk hal-hal
berikut:
a. Mengimbangi ketidakteraturan dari
perusahaan.
b. Memusatkan perhatian pada sasaran.
c. Memperoleh pengelolaan yang ekonomis
dan dan efektif
d. Memudahkan pengawasan.
e. Mendorong orang memberikan prestasi.
2.) Pelaksanaan (Actuating)
Actuating atau tahap pelasanaan merupakan penerapan
atau implementasi dari rencana yang telah ditetapkan dan
diorganisasikan.Actuating merupakan langkah-langkah pelaksanaan rencana didalam
kondisi nyata yang mekibatkan segenap anggota organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Actuating adalah menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadarab secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini dibutuhkan
kepemimpinan (Leadership).
Leadership adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar
mau bekerja dengan tulus sehingga pekerjaan berjalan lancar dan tujuan dapat
tercapai.
3.) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah
fungsi manajemen yang tak kalah pentingnya, karna didalam pengawasan dilakukan
koreksi. Pengawasan diperlukan untuk melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai
dengan tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau untuk memperbaiki
kesalahan,penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai
dengan rencana. Didalam pengawasan paling tidak dilakukan tiga proses, yaitu :
- Melakukan pengukuran terhadap hasil kerja yang telah dicapai.
- Melakukan perbandingan hasil kerja yang telah dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Melakukan koreksi terhadap hasil kerja yang meliputi pembiayaan dan efesiensi kerja.
B. Tipe -Tipe Manajemen
1.) Segi Tipe Golongan
- Golongan pimpinan yang terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah menggerakkan atau memimpin orang-orang lain.
- Golongan menengah ( independent ) terdiri atas orang-orang yang perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejujuran, tehnik, dagang, kedokteran, hukum dan lain-lain.
- Golongan bawahan terdiri atas orang-orang yang tidak mampu atau memang tidak senang mengurus dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain sebagai pemimpin mereka.
2.) Segi Tipe Leadership
Manajemen Tradisional
adalah manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang
dipupuk secara bertahun-tahun dan sering kali secara sistematis.
Manajemen ini mempunyai kelemahan yaitu :
7.
Pengembangan lambat sekali, memerlukan waktu bertahaun-tahun dan mungkin
sampai puluhan tahun.
8. Penggunaannya terbatas, hanya dapat
dipakai dalam menghadapi bidang usaha atau pekerjaan yang terbatas.
Manajemen Bapak - Isme adalah manajemen yang
berjalan karena pandangan dan ketaatan bawahan terhadap manajernya. sebagai
bapak sudah sepatutnya atau sepantasnya ditaati dan dituruti kemauannya
sebaik-baiknya.
Manajemen ini mempunyai kelemahan yaitu :
o
Pengurusan
dari pada hal-hal yang zakelijk (tegas) didasarkan atas perasaan, sehingga
selalu akan gagal.
o
Penggantian
pimpinan sukar, oleh sebab tidak banyak orang yang dapat berperan sebagai
bapak.
o
Manajemen
semacam itu hanya dapat digunakan dalam lingkungan usaha kecil.
o
Kerja
sama atas dasar perasaan, lambat laun akan mengalami keretakan yang tidak dapat
diperbaiki dengan menggunakan perasaan.
Manajemen sistematis adalah jenis manajemen yang
terutama digemari oleh para insinyur dan teknisi pada umumnya berjiwa eksakta.
Penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka manajemen sistematis ini, termasuk
orang-orangnya dan alat-alatnya dipola sebelumnya menurut dari
tindakan-tindakan serta gerak dari jumlah- jumlah atau kwalitas kerjanya.
Manajemen ini mempunyai kelemahan yaitu :
1.
Manajemen
seperti ini hanya mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan yang dapat diukur dan di
kalkulasi secara eksak, kemudian ditata seperti permainan tata letak.
2.
Kurang
luwas, memerlukan pekerja-pekerja yang dapat bekerja mekanis-rasional, dan
terutama sukar guna mengikuti keadaan yang berubah serba cepat.
3. Mempunyai kecenderungan untuk
memperlakukan manusia sebagai mesin atau robot
Manajemen ilmiah adalah manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan, metode-metode ilmiah didalam menghadapi masalah-masalah, kasus-kasus dan tindakan-tindakan yang perlu diambil. Mempergunakan metode ilmiah dalam menghadapi masalah atau kasus berarti pada waktu menghadapi masalah atau kasus dan berusaha mencari jawaban atau jalan pemecahan si manajer bersikap obyektif, sistematis, rasional, factual, analitis, dan kritis. Namun dalam pelaksanaan dari keputusan-keputusan nanti barulah ia bersikap sesuai dengan iklim social, psykologis, dan sebagainya
C. Proses Manajemen
Proses manajemen didefinisikan sebagai
aktivitas-aktivitas:
o
Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan
akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh
karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk
mencapai tujuan tersebut.
o
Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran.
Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan
manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana
tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan
melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
o
Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi
manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer
harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan
yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar
serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian
- Ciri-Ciri Manajer Profesional:
2. Berpandang jauh kedepan.
3. Berwawasan luas.
4. Berorientasi pada tujuan pencapaian dan hasil
2. Keterampilan manajemen yang dibutuhkan, Menurut Robert L.Katz :
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (
Humanity skill)
3. Keterampilan teknis (technical skill)
3. Menurut Ricky W. Griffin:
1. Keterampilan manajamen waktu.
2. Keterampilan membuat keputusan.
3. Organisasi
2. DEFINISI ORGANISASI
Pengorganisasian (Organizing) Menurut kamus istilah organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian - bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antara bagian - bagian dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan strukur tersebut. Sedangkan pengorganisaisan sendiri mempunyai arti yakni sekelompok orang yang bekerja sama dengan menempatkan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai suatu tujuan. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai definisi dan organisasi :
1.Prof Dr. Sondang P. Siagian
organisasi
ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian
suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut
dengan bawahan.
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan
organisasi
ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi
hanya merupakan alat dan wadah saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro
organisasi
adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu.
4. James D Mooney
Organization is
the form of every human, association for the assignment of common
purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu
tujuan bersama.
5. Chester L Bernard (1938)
Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih ( Define organization as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer
Organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.(Organization is
a collection people, arranged into groups, working together
to achieve some common objectives).
A. Fungsi Pengorganisasian
- · Adanya pembagian tugas dan penggolongan kegiatan perusahaan.
- · Pembagian tugas kegiatan perusahaan kepada kelompok yang telah ditetapkan.
·
Menentukan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Selain mempunyai fungsi, pengorganisasian juga
mempunyai tujuan yakni:
a. Kemudahan dalam pelaksanaan tugas.
b. Kemudahan pimpinan dalam melakukan pengawasan.
c. Kemudahan dalam menentukan orang-orang yang dipercaya dalam
melaksanakan tugas.
Pentingnya mengenal Organisasi:
a. Terciptanya hubungan yang baik antaranggota organiosasi.
b. Setiap anggota mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dalam
rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Spesialisasi dalam melaksanakan tugas
B. Bentuk-Bentuk Organisasi
- Organisasi Garis : diciptakan oleh Henry Fayol.
Organisasi ini hanya mengenal satu komando. Satu wewenang yang turun
langsung dari pempin kebawahan, mulai dari manajer puncak langsung ke mandor,
bawahan bertanggung jawab langsung pada atasan.
- Organisasi Garis dan Staf : diciptakan oleh Harrington Emerson.
Merupakan bentuk organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi garis seperti adanya pengawasan secara langsung, serta mengambil
kelebihan-kelebihan dari organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja.
- Organisasi Fungsional : diciptakan oleh F.W. Taylor
Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari bentuk organisasi
fungsional dan organisasi garis dan staf.
C. Prinsip-Prinsip Organisasi
Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya
A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya
“Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa
prinsip-prinsip organisasi meliputi:
1) Organisasi
Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya,
organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu
organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2) Prinsip
Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam
pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas
jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip
Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab
kepada seorang atasan saja.
4) Prinsip
Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan
pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada
bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil
yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi
kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain,
dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya lagi.
5) Prinsip
Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab
sepenuhnya kepada atasan.
6) Prinsip
Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas
atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan
pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari
masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas
dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalannya organisasi.
7) Prinsip
Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh
seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah
pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus
jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab
dari pekerjaannya.
9) Prinsip
Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung
jawabnya kepada
orang lain.
10) Prinsip
Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan
organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan
tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan
melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang
aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa
terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang
ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip
Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena
adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga
organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip
Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau
dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses
kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
D. Sebab
keberhasilan dan kegagalan Organisasi
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti
berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila
ada kerjasama yg baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat
disebabkan karna adanya faktor internal di pengorganisasian tersebyut yang
bersifat negatif.
E.
Hubungan Antara Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses
kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut
mengandung pengertian adanya hubungan timbale balik antara kegiatan dan
kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungssional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.
PENUTUP
Sebagai kegiatan yang sistematis, setiap elemen yang membentuk
organisasi diatas harus berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang integral.
Sebuah sistem tidak bisa berfungsi dengan baik jika elemen-elemen yang ada
tidak terintegrasi melalui interaksi yang baik. Misalnya, manusia yang ada
tidak memiliki kejelasan tentang tujuan yang akan dicapainaya. Tentu hal ini
akan menyebabkan kerancuan kegiatan sehingga alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan, malah akan menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam
pencapaian tujuan. Jika manusia yang ada dalam kegiatan kerja sama tidak
menjalankan peran dengan baik, maka hal ini akan menghambat pekerjaan pihak
lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri sistemik dalam kegiatan kerja
sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya administrasi adalah upaya
membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya pencapaian tujuan.
Dan untuk mencapai kerja sama yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan
sistem pengatur yang pada intinya terdiri dari aturan-aturan dan pengatur pihak
yang menjalankan dan menegakkan aturan. Aturan berisi sejumlah keharusan dan
larangan yang harus di taati dalam hubungan kerja sama. Aturan dalam konteks
organisasi, berbentuk kebijakan-kebijakan, penentuan tata kerja, dan tata
tertib yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Sedangkan pengatur
merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap tegaknya peraturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar